Saturday, February 24, 2018

Contoh Proposal Usaha Lengkap

 
 
BAB 1. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas. yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.


BAB II. RENCANA BISNIS

2.1. Deskripsi Usaha
1. Bidang Usaha
Usaha “catering” merupakan salah satu macam usaha rumahan, dengan berbisnis catering rumahan, dapat melakukan kegiatan yang kami sukai dan dapat menghasilkan sejumlah uang, dengan cukup berada di rumah saja. Hampir setiap acara pasti membutuhkan konsumsi, seperti acara pesta, pernikahan, ulang tahun, dll. Namun tidak hanya pada acara-acara saja yang membutuhkan jasa catering. Tapi juga para karyawan atau para penghuni kost yang menginginkan sesuatu yang praktis dan cepat. Dan catering biasanya menjadi salah satu alternatif yang ampuh untuk mengatasi masalah konsumsi.
2. Jenis Produk
Produk yang direncanakan untuk diproduksi adalah cake dan menu nasi kotak  salah satunya:
• Nasi Kuning
Berisi:
- Nasi kuning
- MieKering
- tempe
- Ayam goreng
- Perkedel
- Krupuk udang
• Nasi Putih Urap
 Berisi:
- Nasi Putih
- Urap
- Trancaman Ayam bumbu rujak
- Rempeyek
Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesan berbagai masakan disesuaikan dengan pesanan.
3. Kegunaan, Keunggulan, Keunikan
Kegunaan jasa catering sangat banyak salah satunya memudahkan sebagian masyarakat yang sibuk dengan aktivitas sehari - harinya sehingga mereka tidak sempat memasak untuk anak dan suaminya, dengan begitu mereka bisa menggunakan jasa catering.
Keunggulanya, di sini yang kami proses dalam menjalankan bisnis catering kami selalu menjaga kualitas bahan baku dan kebersihan, baik kebersihan peralatan produksi maupun tempat memasak dan menghindari bahan baku yang membahayakan kesehatan, seperti pewarna makanan atau zat-zat pengawet. Sehingga masakan yang di hasilkan memiliki kualitas yang bagus, dan aman dikonsumsi konsumen.
Sedangkan keunikan bisnis catering ini, sebelum konsumen memesan konsumen boleh menentukan harga terlebih dahulu, sampai di setujui produsen, dan menunya bisa berbagai macam variasi.
4. Lokasi Usaha
Tempat atau bisnis catering ini berada di Pulau Karimunjawa Rt 02 Rw 04 Jepara. lokasi ini dekat dengan jalan raya sehingga mudah untuk diakses dengan kendaraan umum, di samping itu juga lokasi kami sangat dekat dengan tempat keramaian yang sering di datangi para wisatawan, dari hal-hal tersebut yang menjadikan usaha ini prosfektif.
5. Waktu
Bisnis catering ini saya rencanakan pada waktu dekat ini.
6. Dampak Usaha Terhadap Lingkungan
Dampak usaha catering  terhadap lingkungan karimunjawa adalah menjadikan motivasi bagi kaum wanita untuk membuka bisnis rumahan.
7. Resiko Bisnis
Selain memiliki peluang usaha, kami juga memiliki resiko yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Beberapa resiko yang mungkin akian kami hadapi diantaranya adalah:
a. Pesaing
Dalam dunia bisnis  tentu pesaing tetap ada karna melihat  produk produk yang baru dari pesaing kami, walaupun begitu kami harus siap menira pesaing untuk menjadikan kami lebih kreatif.
b. Cuaca Buruk
Karna tempat usahanya berada di Karimunjawa, resiko yang sangat vital yaitu pada saat cuaca buruk kapalnya tidak mungkin berangkat, dan pada saat itu seandainya pesanan banyak dan bahan persedian habis, hal ini akan merugikan bisnis ini pelanggan pun akan kecewa.

2.2. Rencana Pemasaran
a. Target Konsumen
Target konsumen tetap pada penduduk Karimunjawa dan para wisata-wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa. Promosi akan dilakukan untuk mengenalkan produk ini kepada konsumen. Promosi akan dilakukan dengan menempel pamflet-pamflet di pinggir jalan dan tempat-tempat strategis lainnya. Untuk promosi melalui internet akan dipromosikan lewat facebook dan situs-situs e-business lainnya seperti: berniaga.com dll. serta melalui blog pemilik usaha.
b. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran tetap pada pulau Karimunjawa dan akan kami perluas ke pulau-pulau terkecil lainya yang notabene masih dalam pulau Karimunjawa.
- Target pasar
Yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan, sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Tetapi selama tidak ada pesanan kami akan memproduksi makanan-makanan kecil.
- Konsep pemasaran
terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). Untuk produk kami mesti mensurvai para pesaing-pesaing kami. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk katering di tempat kami. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.
- Produk dan penetapan Harga
Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga kami. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah. Di sini kami perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya.
- Distribusi dan Promosi
Bisnis katering adalah bisnis “kepercayaan” dan “rasa”. Untuk membuka pasar kita bisa memulai dari acara-acara hajatan keluarga sendiri yang kami kelola sendiri kateringnya dan di setiap meja penyajian kita tempelkan nama katering kami sebagai tanda pengenal dan promosi. Akan lebih baik jika kami sudah menyediakan brosur dan kartu nama. Jika kami bisa mengelola pelayanan katering di hajatan keluarga dengan baik maka semua kenalan dan relasi akan mengetahui kemampuan kami. Untuk mengetahui kualitas dan nikmatnya masakan kita bisa memulai dengan memasak dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT atau perkumpulan yang kami ikuti dan dengarkan adalah minta komentar tamu kita. Dari sini kepercayaan kepada kami akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut ini terkadang lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur dan beriklan tanpa pernah kita menunjukkan kemampuan kita di sebuah acara. Dalam bisnis yang utama dalah kesinambungan order maka untuk memperoleh order konsep pemasaran yang lebih komprehensif perlu difikirkan. Penawaran door to door di instansi-instansi pemerintah juga bisa dilakukan. Di awal Anda membuka usaha, buatlah promosi. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan harga miring untuk setiap pemesanan dan Jangan pelit/segan memberikan sample masakan/mengundang makan orang-orang yang memiliki kuasa untuk mengambil keputusan di sebuah perusahaan/intansi.

2.3. Rencana produksi
1. Bahan dan Alat produksi
Bisnis catering yang kami rencanakan memproduksi sesuai pesanan, tetapi sebagai pembukaan pertama produk yang kami keluarkan adalah nasi kotak yaitu nasi kuning.
a. Bahan
- Beras
- Mie
- Tempe
- Ayam
- Kentang
- Krupuk udang
- Air
- kunyit
- Bumbu-bumbu
- Gas atau minyak tanah tergantung kompornya
- minyak
b. Alat
- Panci
- Kompor
- Alat penggorengan lengkap
- Sendok
- Dan lain-lain
c. Proses produksi
- Beras di cuci hingga bersih lalu di masak, berapa banyaknya tergantung pesanan menyesuaikan
- Haluskan semua bumbu-bumbu, yang untuk tempe, mie, ayam dan lainya
- Rebus mie, angkat lalu tiriskan kemudian di bumbuhi lalu di buwat mie goreng
- Tempenya potong kecil panjang dan di buwat kering, jangan lupa masukkan bumbu
- Potong ayam, lalu d goreng sampai matang
- Kupas kentang, lalu rebus tunggu sampai masak lalu di haluskan, habis itu di kasih bumbu dan di campuri tepung sedikit supaya bias merekat, lalu di bentuk terus di goreng.
- Cuci kunyit sedikit saja, lalu di parut kemudian di kasih air dan di pisah dengan ampasnya, untuk mengasih warna pada nasinya.
d. Kapasitas produksi
Kapasitas produksi di sini kami tergantung persediaan bahan dan kapasitas tenaga kerja, karena sebelum produksi konsumen yang memesan sudah negoisasi dulu sama kami, jadi memudahkan untuk memperkirakan.

2.4. Rencana Manajemen
DESKRIPSI USAHA
Data perusahaan
Nama usaha      : Catering “FAMILY”
Tenaga kerja     : 5 orang
Tempat              : Pulau Karimunjawa Rt 02 Rw 04 Jepara
Bentuk  usaha   : Jasa dan Barang dengan pengembangan Usaha Mandiri Kecil Menengah (UMKM)
Struktur Organisasi & Job Discription
• Job Discriptions
1. Pimpinan  (Manager)
- pemilik sekaligus pimpinan
- bertanggung jawab teradap jalannya usaha
- koordinasi, pengawas, dan mengarahkan seluruh kegiatan
- pengambil keputusan
- sebagai quality control
2. Bagian Produksi
- kepala bagian produksi mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja sesuai jobdis
- bertanggung jawab terhadap persiapan dan proses produksi
- bertanggung jawab terhadap makanan yang dipesan konsumen
- menjaga kebersihan produk dalam proses produksi
- cekatan dalam menjaga mutu produk, baik cita rasa, aroma, ataupun tekstur
- mengemas hasil produksi
3. Bagian Pengadaan Bahan Baku
- kepala bagian pengadaan bahan baku mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja sesuai jobdis
- mencari informasi keberadaan bahan baku
- melakukan pembelian bahan baku
- menjaga mutu bahan sebelum diolah (ketika masih dalam penyimpanan)
4. Bagian Keuangan
- kepala bagian keuangan mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja sesuai jobdis
- melaksanakan kegiatan keuangan dan administrasi
- mencatat/ pembukuan keuangan perusahaan
- mengadakan dana untuk proses pembelian bahan dan proses
- membuat laporan keuangan harian, mingguan, bulanan, triwulan, tahunan
- bertanggung jawab terhadap sistem keuangan
5. Bagian Pemasaran
- kepala bagian pemasaran mengkondisikan pekerja di bawahnya untuk bekerja sesuai jobdis
- mempromosikan dan memasarkan produk
- mendistribuskan produk ke tempat pemasaran, misalnya; toko, warung, atau bahkan super market terdekat
- melayani   dengan   ramah,   menanggapi   komplain konsumen dengan ramah dan senyum

2.5. Rencana Keuangan
1. Analisa Biaya Usaha (kebutuhan investasi)
Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dari bagi modal yang terdiri dari 5 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 1.000.000,00. Jadi Modal awal kami sebesar Rp 5.000.000,00. Berikut ini kita tampilkan proyeksi keuangan kami dalam 1 bulan.
• Proyeksi Keuangan 1 bulan
~ Kas Rp 5.000.000,00
Modal Rp 5.000.000,00
(Setoran untuk modal awal)
~ Perlengkapan Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00
(Pembelian Perlengkapan)
~ Peralatan Rp 500.000,00
Kas Rp 500.000,00
(Pembelian Peralatan)
• Proyeksi Penjualan dalam 1 bulan
Minimal mendapat 4 kali pesanan
2 x Partai Besar (Minimal 200 Porsi @ Rp 7.500,00)
2 x (200 Porsi x Rp 7.500,00) = Rp 3.000.000,00
2 x Partai Kecil (Minimal 50 Porsi @ Rp 8.000,00)
2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) = Rp 800.000,00
Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan Rp 3.800.000,00
• Jurnal Transaksi dalam 1 bulan
~ Biaya Angkut (4 @ Rp 50.000,00) Rp 200.000,00
Biaya angkut    Rp 200.000,00
                    Kas                          Rp 200.000,00

~ Biaya Tenaga Kerja (5 orang @ Rp 50.000,00 x 4 Pesanan)
Biaya Tenaga Kerja     Rp 1.000.000,00
                    Kas                         Rp 1.000.000 ,00

~ Biaya Bahan Baku(@ Rp 4.000,00).
Rp 4.000,00 x 500 Porsi = Rp 2.000.000,00
Biaya Bahan Baku    Rp 2.000.000,00
                    Kas                       Rp 2.000.000,00

• Laporan Laba /Rugi dalam 1 Bulan
~ Pendapatan
Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00)    = Rp 3.000.000,00
Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00)     =    Rp 800.000,00 +
                                                                                                      Rp 3.800.000,00
~ Biaya-biaya
Biaya Angkut                                               = Rp 200.000,00
Biaya Tenaga Kerja                                     =  Rp 1.000.000,00
Biaya Bahan Baku                                       = Rp 2.000.000,00 +
                                                                                                     Rp 3.200.000,00   -
Laba                                                                                             Rp    600.000,00



BAB III. PENUTUP
Secara umum, ketika kita ingin memulai sebuah usaha ada banyak faktor yang harus kita perhatikan. Pertama kesiapan mental kita. Membuka usaha pertama kali tentu memerlukan nyali yang kuat dan mental tangguh. Dalam usaha selalu ada untung-rugi, kita mesti siap menerima kemungkinan terburuk, misal usaha kita merugi, walaupun bagimanapun kami tetap yakin dengan bisnis catering yang akan kami jalani akan member keuntungan untuk kami sendiri dan untuk orang lain, bisnis itu seperti bayi setelah dilahirkan kewajiban kita merawat dan mengembangkanya, jangan pernah bosan dengan bisnis yang anda geluti, nikmatilah bisnis itu seperti hoby agar menyatu pada jiwa kita.

Friday, February 23, 2018

Konsep Dasar Prinsip Akuntansi

Makalah Akuntansi Keuangan Menengah I

KATA PENGANTAR
Dalam makalah ini yang dibahas mengenai :
1. Tujuan laporan keuangan
2. Pelaporan keuangan dan laporan keuangan
3. Kualitas informasi
4. Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut IAI
5. Asumsi dan konsep dasar
6. Keterbatasan laporan keuangan


BAB 1. PENDAHULUAN
Istilah Prinsip Akuntansi
P&L lebih menyarankan penggunaan istilah “standards” (standar atau norma) daripada “principles” (prinsip) oleh karena istilah prinsip mengandung arti berlaku universal dan bersifat permanen yang sebenarnya tidak mungkin diterapkan dalam bidang praktik yang tergantung kondisi yang teIjadi pada saat tertentu dan bersifat dinamik. Sebenarnya prinsip akuntansi yang dibahas oleh P&L dalam buku ini menunjuk kepada seperangkat ketentuan – ketentuan atau pedoman-pedoman yang sengaja disusun oleh badan yang berwenang untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan. Badan yang berwenang yang dimaksud di sini adalah misalnya Accounting Principles Boards (APB) atau penggantinya yaitu Financial Account-ing Standards Board (FASB). APB adalah suatu Komite yang dibentuk oleh American Institute of Certified Public Accountans (AICPA) untuk mengkodifikasi praktik dan menyusun pedoman-pedoman penyusunan laporan keuangan. FSAB adalah badan penyusun standar yang berada diluar AICPA yang bertugas untuk memperbaiki standar akuntasi dan pelaporan keuangan dan mengeluarkan pengumuman resmi untuk pihak yang berkepentingan dengan informasi keuangan. Produk badan-badan otoriatif ini adalah :
• Produk FASB:
Pemyataan Standar (Statements of Financial Accounting Standards)
Konsep-konsep dalam bentuk Kerangka Acuan Konseptual (Statements of Financial
Accounting Concepts)
Interpretasi atau Penjelasan (Interpretations)
Buletin Teknis (Technical Bulletin)
• Produk APB/AICPA:
Pendapat (Accounting Principles Board Opinons/APBO)
Buletin HasH Riset (Accounting Research Bulletin/ARB)
Interpretasi (Accounting Interpretation
Ada juga penerbitan oleh AICPA yang mungkin tidak seotoritatif produk diatas yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh panitia atau individu yang dikomisi oleh AICPA yang berbentuk Accounting Research Study (ARS). Produk-produk atau penerbitan resmi di atas secara keseluruhna disebut dengan pengumuman resmi (Pronouncements). Sebagai pedoman, tentu saja pengumuman resmi yang dapat dianggap sebagai standar paling otoritatif adalah yang berupa pemyataan tentang standar akuntansi tertentu. Pengumuman resmi tersebut secara umum disebut oleh FASB sebagai standar akuntansi keuangan (financial accounting standards) bukannya prinsip akuntansi (accounting principles). Hal ini memang dikehendaki oleh FASB untuk menghindari penyalahartian (misconception) istilah prinsip yang mempunyai pengertian yang lebih luas dan umum yaitu mencakup ketentuan-ketentuan tidak tertulis atau kebiasaan-kebiasaan yang sudah berjalan dengan praktik secara luas. Dasar pikiran ini sejalan dengan gagasan yang dikemukakan P&L di atas. Jadi, lebih tepatlah menggunakan istilah standar akuntansi untuk menunjuk pedoman yang berasal dari pengumuman resmi oleh badan yang berwenang.
Standar akuntansi merupakan bagian atau unsur yang membentuk pengertian prinsip akuntansi yang berlaku dalam lingkungan dan waktu tertentu. Gagasan-gagasan P&L adalah ditujukan untuk menjadi landasan penalaran dan konseptual dalam menyusun standar akuntansi yang berupa ketentuan resmi tersebut.


BAB 2. ISI
KONSEP DASAR PRINSIP AKUNTANSI
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa untuk menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi yag sesuai dengan prnsio akuntansi dalam memilih alternatif dari suatu keadaan.
Hubungan Antara Tujuan Laporan Keuangan,Asumsi dan Konsep Dasar.Standar Akuntansi,Metode dan Prosedur dan Laporan Keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no. 1 menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus memiliki syarat sebagai berikut.
a. Menyajikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk membuat keputusan berinvestasi, pemberian kredit dan  keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan harus berguna bagi mereka yang membutuhkan informasi tersebut.
b. Membantu investor dan kreditur untuk menaksi waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang untuk mendapatkan deviden atau bunga dari
c. penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman. Rencana penerimaan dan pengeluaran uang (cash flow) seorang kreditur atau investor itu berkaitan denan cash flow dari perusahaan, kreditur dan pihak lain untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari aliran kas masuk (sesudah dikurangi kas keluar) dimasa yang akan datang untuk perusahaan tersebut.
d. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut(kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan) dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadin-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan
Dalam konsep statement no 1, FASB menggunakan istilah pelaporan keuangan. Dalam kerangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan IAI dipakai istilah laporan keuangan, pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan cara-cara lain untuk melaporkan informasi, laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal an laporan arus kas, maka dalam laporan keuangan termasuk juga prospectus, peramalan oleh manajemen dan berbagai pengungkapan informasi lainnya
Kualitas informasi
IAI (2002) menunjukan kualitas ini dalam karakterisitk kualitatif laporan keuangan, seperti halnya FSB dalam tahun 1980 menerbitkan SFAC no 2 yang menunjukkan urutan (hirarki) kualitas informasi akuntansi. Menurut FASB, kriteria utama informasi akuntansi adalah harus berguna untuk pengambilan keputusan agar dapat berguna, informasi mempunyai 2 sifat utama yaitu relevan dan dapt di percaya. Agar informasi itu relevan ad 3 sifat yaitu mempunyai nilai prediksi, mempunyai nilai umpan balik (feedback value) dan tepat waktu, sedangkan informasi dapat di percaya mempunyai 3 sifat yaitu dapat di periksa, netral dan menyajikan yang seharusnya.
Hirarki sifat informasi ini di ukur dalam 2 batasan, yang pertama adalah manfaatnya harus lebih besar dari dari biaya, sedangkan kedua adalah bahwa sifat-sifat di atas hanya diperlakukan pada informasi yang jumlahnya cukup berarti (material).

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KUALITATIF
Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan dapat dipisahkan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan kualitatif. Penjelasan dalm prinsip akuntansi Indonesia (PAI) 1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi perusahan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelajaran dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seprti informasi mengenai kebijaksanaan akuntnsi yang dianut perusahan.
Tujuan Kualitatif
Informasi keuangan akan bermanfat bila dipenuhi ketujuh kualitas berikut :
1. Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak aka nada gunanya, betapa pun kualitas-kualitas lainnya terpenuhi.
Dalam mempertimbangkan relevansi dari pada informasi yang bertujuan umum (general purpose information), perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu. Dengan demikian. Suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi bagi kegunaan yang lain.
2. Dapat dimengerti
Informasi harus dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya pengertian/pengetahuan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
3. Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapatan yang subyektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga informasi tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita obyektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya,informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada uasaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yabng berlawanan.
5. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya Banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama. Adanya berbagai alternative praktek akuntansi dewasa ini menyulitkan tercapainya daya banding antar perusahaan, dalam pada itu penekanan harus dilakukan pada tercapainya daya banding antar periode dalam satu perusahaan, yaitu dengan menerapkan metode akuntnsi yang sama dari tahun ketahun, atau yang lebih dikenal dengan prinsip konsistensi. Perusahaan tetap diperkenankan melakukan atas perubahan atas metode/prinsip yang dianut, bila prinsip  yang baru tersebut dianggap lebih baik. Selanjutnya, sifat dan pengaruh serta alasan dilkukannya perubahan haru diungkapkan dalam lapoaran keungan periode terjadinya perubahan.
7. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan. Standar ini tidak hanya pengungkapan seluruh fakta keuangan yng penting, melainkan juga penyajian fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga akan menyesatkan pembacanya. Untuk itu, maka hrus terdapat klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula semua fakta atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan harus diungkapkan dengan jelas.
Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi
Di dalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan asumsi-asumsi dan konsep-konsep dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di mana akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar merupakan pedoman dalam menyusun prinsip akuntansi.

Asumsi Dasar
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Konsep ini menganggap bahwa Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya atau dengan kata lain dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencataan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus atau diharapkan tidak akan terjadi likuiditas di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsep ini. Sebagai contoh adalah prosedur amortasisasi dan depresiasi. Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus. Tetapi apabila terdapat bukti yang jelas bahwa suatu perusahaan itu umurnya terbatas, misalnya dalam hal  joint ventures, maka anggapan kontinuitas usaha ini tidak lagi digunakan.
Penggunaan Unit Moneter Dalam Pencatatan
Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan didalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan didalam  catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang dipergunakan adalah mata uang dari Negara dimana perusahaan itu berdiri.
Pencatatan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjdinya suatu transaksi disebut pecatatan yang didasarkan pada biaya historis. Dasar ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang dipakai adalah stabil dan perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian. Tetapi jika terjadi perubahan daya beli yang mencolok (terutama dalam keadaan inflasi) maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya historis akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan, dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.
Periode Waktu (Time period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan alokasi periode-periode untuk transaksi-transaksi yang memengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.
Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya tidak cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuaian terhadap laporan-laporan keuangan periode itu.

IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan, bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Penjelasan tentang kelangsungan usaha dapat dilihat pada penjelasan dari kontinuitas usaha.
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghedaki digunakannya harga perolehan dalka mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Wlaupun tedapat kesulitan sampai saat ini prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini dianggap paling objektif.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, dimana di dalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba, penjualan aktiva dal lain-lain. Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang dan jasa.
Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud dengan prinip mempertemikan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena  biaya tersebut. Ini berguan untuk menentukan besar penghasilan bersih setia periode. Kesulitan prinsip ini, contoh : biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat peebedaan antara sutau pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Prinsip Pengumgkapan Lengkap (Full Disclousure Principle)
Yang dimaksud dengan prinssip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam lapoan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam suatu periode dan juga saldo-saldo dari rekening tertentu.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk :
a. Catatan kaki
b. Laporan keuangan
c. Lampiran-lampiran
Catatan kaki digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut :
• Standar akuntansi yang digunakan
• Perubahan-perubahan
• Adanya kemungkinan timbulnya rugi laba bersyarat
• Informasi modal perusahaan
• Kontrak-kontrak pembelian
Keterangan dalam laporan keuangan dengan cara catatan dalam kurung biasanya dibuat bila keterangan tersebut tidak terlalu panjang.
Laporan keuangan biasanya digunakan untuk menunjukan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah tertentu

KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan seperti cukup berarti ( Materiality ), Konservatif, dan Sifat dari Khusus Suatu Industri. Berikut ini diuraikan setiap batasan tersebut.
Cukup Berarti ( Materiality )   
Pada dasarnya akuntansi disusun di atas landasan dasar teori yang akan diterapkan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak semua transaksi diperlakukan sesuai dengan teori. Baiasanya transaksi-transaksi yang jumlahnya cukup besar diperlakukan sesuai dengan teori, tetapi untuk transaksi-transaksi yang jumlahnya kecil dan tidak akan mempengaruhi pos-pos lain bisa diperlakukan menyimpang. Yang menjadi masalah adalah, berapakah jumlah yang dianggap cukup besar sehingga perlu dipertimbangkan.
Untuk membuat batasan terhadap istilah yang cukup berarti, suatu laporan, fakta, atau elemen dianggap cukup berarti jika karena adanya dan sifatnya akan mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam pengambilan suatu keputusan, dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada. Jadi apabila laporan, fakta atau elemen itu tidak mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbadaan dalam bidang pengambilan keputusan, maka jumlahnya tidak cukup berarti.
Beberapa pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan apakah cukup berarti atau tidak, adalah sebagai berikut :
1. Aspek kuantitatif. Berdasarkan pada jumlah absolut, misalnya jumlah rupiah, atau berdasarkan nilai relative, misalnya sebagai sesuatu persentase dari pendapatan bersih, dari modal dan lain sebagainnya.
2. Aspek kualitatif. Mempertimbangkan karakteristik dari lingkungan, karakteristik dari perusahaan seperti besar kecilnya perusahaan, struktur modal, karakteristik dari elemen itu sendiri seperti siftnya, waktunya, hubungannya dengan pendapat dan karakteristik dari kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi yang digunakan.

Konservatif
Konservatif ini merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan keuangan. Apabila lebih dari satu alternatif tersedia maka setiap konservatif ini cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar. Masalahnya ini timbul jika ada lebih dari satu alternatif atau bisa juga timbul dalam hal suatu jumlah itu belum dapat dipastikan.
Sikap konservatif  ini berasal dari sejarah perkembangan akuntansi di masa lau. Pada saat itu, yang penting adalah neraca dan penyusutannya ditujukan pada para kreditur. Untuk menjaga keamanan pinjaman dari kreditur, penekanan ada penyusunan laporan keuangan adalah pada jumlah-jumlah aktiva. Lebih baik aktiva dinyatakan terlalu kacil dibandingkan dengan menyatakannya dengan jumlah yang terlalu besar.
Di samping memilih jumlah yang rendah jika ada alternative, sikap konservatif ini juga mengatur bahwa kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan, tidak boleh dicatat sebelum direalisasikan, dalam arti dijual, dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang diperkitakan akan timbul harus dicatat walaupun jumlahnya belum dapat ditentukan. Beberapa contoh metode-metode yang didasarkan pada sikap konservatif adalah pengguananaan harga pokok atau hatga pasar yang lebih rendah ( lower of cost or market ) dan pengakuan rugi dalam kontrak pembelian. Cara lain mengakibatkan penyajian informasi yang bias, yaitu cenderung ke satu arah, lebih besar atau lebih kecil.

Sifat Khusus Suatu Industri
Industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti Bank, Asuransi dan lain-lain sering kali memerlukan prinsip akuntansi yang berbada dengan industri-industri lainnya. Juga karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan yang umumnya digunakan



BAB 3. KESIMPULAN
Prinsip Akuntansi sebagai Pedoman Peringkasan dan Pengungkapan Informasi Keuagan
Keterpisahaan pihak investor dari manajemen menjadikan pihak investor merupakan pihak luar perusahaan yang hanya menerima laporan akhir. Pihak investor tidak laporan keuangan tidak mungkin akan menyajikan semua informasi sampai terinci. Ini berarti bahwa dalam menyusun laporan keuangan akan terlibat proses peringkasan informasi. Proses peringkasan ini akan banyak menyangkut teknis yang dapat menimbulkan penyimpangan dan kesalahan karena berbagai informasi akan menjadi tidak nampak, dihilangkan atau menjadi tidak lengkap. Dengan demikian pihak luar kemungkinan tidak akan memperoleh informasi yang cukup yang selalu mereka peroleh sehingga kepentingan mereka dirugikan. Oleh karena itu,diperlukanlah prinsip – prinsip akuntansi untuk menjadi pedoman dalam meringakas dan mengungkapkan (to disclose) informasi keuangan yang memenuhi kebutuhan investor pihak luar.
Jadi fungsi akuntansi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pemilik sekaligus merangkap menjadi pengelola yang mempunyai pengetahuan langsung tentang bagaimana data keuangan perusahaannya diolah. Prinsip akuntansi memberikan pedoman- pedoman tertentu tentang bagaimana data keuangan agar dicapai suatu kesamaan pengertian dan arti baik dari arti sudut pandang penyaji maupun pembaca laporan keuangan. Walaupun dalam kenyataannya investor tidak merupakan orang atau pihak yang benar-benar terpisah secara fungsional maupun fisik, akuntansi keuangan mengangap pihak lain yang berkepentingan merupakan pihak yang terpisah (pihak luar perusahaan) dan bahwa laporan keuangan adalah satu-satunya media komunikasi antara perusahaan dan pihak luar tersebut.
Prinsip Akuntansi Sebagai Pedoman Penyusunan dan Penafsiran laporan Keuangan.
Dari segi akuntansi pemisahaan seperti diatas mempunyai pengarnh sebagi berikut: investor menanamkan kekayaannya kedalam badan usaha untuk dikelola oleh manajemen untuk kepentingan investor; manajemen harns mempertanggungjawabkan pengelolanya kepada investor adalah kelompok yang benar-benar terpisah dan kemungkinan ada perbedaan kepentingan,laporan keuangan yang dihasilkan kemungkinan besar disusun dengan dasar penilaian dan kepentingan yang berbeda sehingga laporan keuangan tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai media komunikasi dan alat pertangugjawaban yang efektif.
Dalam keadaan semacam ini persoalannya adalah bagaimana laporan keuangan sebagainya pertanggungjawaban dan media komunikasi harus disusun sehingga informasi dan pesan yang seharusnya disampaikan benar-benar sampai kepada dan diartikan sarna oleh pihak yang berkepentingan? Disinilah arti penting prinsip akuntansi untuk dijadikan dasar atau pedoman penentuan perlakuan akunatansi (basis of judgment) dalam menyusun maupun menginterprestasikan laporan keuangan.







DAFTAR PUSTAKA
• Prof.Dr. Baridwan Zaki , Intermediate Accounting Bab 1 Hal: 1 – 15, Anggota IKAPI BPFE Yogyakarta: 2004
• FASB, A
ccounting Standard: Current Text (New York: McGraw-Hili Book Company 1987), hal. i-iv.
• Salah satu contoh adalah ARS No. 7 be~udullnventory of Generally Accepted Accounting Principles for
• Business Enterprises oleh Paul Grady (New York; AICPA, 1965).
•    Donald E. Kieso and Jerry J. Weygand, Intermediate Accounting (New York; John Wiley &Son, 1986), hal 10.

Thursday, February 22, 2018

Makalah Ekonomi Islam - Teori Perilaku Produsen Dalam Islam

BAB 1. PENDAHULUAN
 
Ekonomi Islam adalah segala bentuk aktivitas manusia yang menyangkut persoalan harta kekayaan, baik dalam sektor produksi, distribusi maupun konsumsi yang didasarkan pada praktek-praktek ajaran Islam. Hal lain dari aktivitas ekonomi  yang sangat menunjang kegiatan konsumsi adalah produksi, yaitu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tanpa kegiatan produksi, maka konsumen tidak akan dapat mengonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkannya. Kegiatan produksi dan konsumsi adalah sebuah mata rantai yang saling berkaitan dan tidak bias saling dilepaskan , oleh karena itu, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan konsumsi pada dasarnya juga akan menjadi prinsip dalam kegiatan produksi.

Jika konsumen mengonsumsi barang dan jasa untuk mendapatkan mashlahah, maka produsen akan memproduksi barang dan jasa yang dapat memberikan mashlahah. Pada prinsipnya kegiatan produksi sebagaimana kegiatan konsumsi terikat sepenuhnya dengan syari’at Islam. Manusia butuh makan, minum agar bisa beraktifitas dan beribadah, perlu pakaian untuk menutupi aurat dan beribadah, serta butuh tempat tinggal untuk melindungi dirinya serta berbagai kebutuhan lainnya. Allah SWT telah menyediakan bahan bakunya berupa kekayaan alam yang sepenuhnya diciptakan untuk kepentingan manusia. Itu semua baru bisa diperoleh dan bisa dinikmati manusia jika manusia mengelolanya agar menjadibarang dan jasa yang siap dikonsumsi dengan jalan diproduksi terlebih dahulu.


BAB II. ISI
TEORI PERILAKU PRODUSEN DALAM ISLAM

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Produksi
Jika konsumen mengkonsumsi barang dan jasa  untuk mendapatkan mashlahah, maka produsen akan memproduksi barang dan jasa untuk mendapatkan mashlahah. sedangkan Produksi sendiri adalah kegitan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Oleh karena itu, kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi.
Tujuan produksi menurut islam
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat
2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya
3. Menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepada allah
Klasifikasi faktor produksi
1. Alam (tanah)
2. Tenaga kerja
3. Modal
4. Wirausaha
Pandangan menurut Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islami terhadap factor produksi:
1. Hubungan antara tujuan produksi dengan penggunaan faktor produksi.
Jika dalam ekonomi konvensional tujuan produksi adalah menghasilkan alat pemuas kebutuhan manusia melalui proses produksi dengan harapan memberikan keuntungan paling maksimal, maka dengan demikian seluruh faktor produksi akan dialokasikan berdasarkan tujuan tersebut. Hal ini berakibat pada eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Contohnya, dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimal, produsen akan memeras dan menindas para pekerjanya.
Dalam pandangan ekonomi Islam, prinsip dan tujuan produksi ekonomi yang Islami alokasi sumber daya ekonomi akan berorientasi pada hal-hal berikut :
  • Berbagai barang dan jasa yang dilarang oleh agama Islam tidak akan diproduksi sehingga tidak ada sumber daya ekonomi atau faktor produksi yang dialokasikan untuk itu.
  • Produksi barang-barang mewah akan dikurangi sedemikian rupa sehingga semakin sedikit sumber daya untuk memproduksinya
  • Akan ada perluasan industri untuk menghasilkan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga sumber daya ekonomi lebih banyak dialokasikan untuk itu.

2. Penentuan harga faktor produksi.
Penentuan harga faktor produksi dalam ekonomi konvensional menggunakan pendekatan produktivitas marginal yaitu nilai marginal  dari faktor produksi yang merupakan nilai tambah dari satu unit output yang dihasilkan dengan asumsi faktor produksi lainnya dianggap tetap. Misalnya produk marginal tenaga kerja adalah tambahan output yang dihasilkan akibat satu unit tenaga kerja dengan menggunakan faktor produksi lainnya tetap. Produktivitas marginal ini mengikuti hukum the law of the diminishing marginal product atau tambahan hasil yang semakin menurun.
Sementara, dalam pandangan Islam ada dua prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman dalam menentukan faktor  produksi, yaitu nilai keadilan (justice) dan pertimbangan kelangkaan (scarcity).
Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa norma dan etika seorang produsen muslim adalah:
Norma Produsen Muslim:
1. Menghindari sifat tamak dan rakus
2. Tidak melampaui batas serta tidak berbuat zhalim
3. Harus memperhatikan apakah produk itu memberikan manfaat atau tidak, baik ataukah buruk, sesuai dengan nilai dan akhlak ataukah tidak, sesuai dengan norma dan etika ataukah tidak.
4. Seorang muslim harus memproduksi yang halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat banyak, tetap dalam norma dan etika serta akhlak yang mulia.
Etika Produsen Muslim:
1. Memperhatikan halal dan haram
2. Tidak mementingkan keuntungan semata
3. diharamkan memproduksi segala sesuatu yang merusak akidah dan akhlak serta segala sesuatu yang menghilangkan identitas umat, merusak nilai-nilai agama, menyibukkan pada hal-hal yang sia-sia dan menjauhkan kebenaran, mendekatkan kepada kebatilan, mendekatkan dunia dan menjauhkan akhirat, merusak kesejahteraan individu dan kesejahteraan umum.
Dengan demikian produsen dalam pandangan ekonomi islam adalah mashlahah maximizer. mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain memang tidak dilarang, sepanjang berada dalam bingkai tujuan dan hukum islam.


BAB III. KESIMPULAN

Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling berkait satu dengan lainnya. Kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediahkan barang dan jasa yang memberihkan mashlahah maksimum bagi konsumen yang di wujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat, menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya, menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan, serta memenuhi sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepadah kepada Allah.

Sedangkan Fungsi produksi adalah salah satu  tools  yang dapat membantu produsen dalam memperkirakan biaya, penggunaan faktor produksi, pendapatan dan keuntungan dari kegiatan produksi yang dilakukan. Perbedaan utama fungsi produksi ekonomi konvensional dengan Islami terletak pada  perbedaan tujuan utama dimana dalam ekonomi  konvensional adalah untuk maksimalisasi keuntungan semata-mata, sedangkan dalam ekonomi Islam mencapai falah bagi produsen, konsumen, negara dan masyarakat secara luas. Seorang muslim harus memproduksi yang halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat banyak, tetap dalam norma dan etika serta akhlak yang mulia.

                                                                       ======


Wednesday, February 21, 2018

Makalah Tentang Thaharah (Istinja', Wudhu, Mandi, Tayammum)

Assalamualaikum teman - teman, sebagai umat Islam disetiap waktu kita tak pernah terlepas dari yang namanya bersuci atau thaharah, karena hukum thaharah adalah wajib. di tulisan kali ini saya akan membagikan makalah tentang Thaharah, tulisan ini saya ambil dari beberapa sumber, semoga bisa membantu teman - teman dalam belajar.


BAB I. PENDAHULUAN
THAHARAH

A. Latar Belakang
Thaharah berdasarkan arti harfiah berarti bersih dan suci, sedangkan berdasarkan pengertian syara`, thaharah berarti mensucikan diri, pakaian dan tempat dari hadats dan najis, khususnya pada saat kita hendak shalat. Lebih jauh lagi, thaharah berarti mensucikan diri dan hati. Thaharah hukumnya wajib bagi setiap mukmin.
Thaharah atau bersuci menduduki masalah penting dalam islam. Boleh dikatakan bahwa tanpa thaharah ibadah kita tidak diterimah, sebab beberapa ibadah utama mensyaratkan thaharah, tanpa thaharah, ibadah tidak sah. Bila ibadah tidak sah, maka tidak akan diterima Allah, maka konsekuensinya adalah kesiasiaan.
Allah swt berfirman : “Hai orang yang berselimut. Bangunlah, kemudian berilah peringatan!, dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu“. (QS. Al-Muddatstsir : 1-4). Dan pada surat al- baqorah ayat 222: artinya :“ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang- orang yang mensucikan diri “ .

B. Pokok Pembahasan
   a. Istinja’
   b. Wudhu dan berbagai masalahnya
   c. Mandi dan berbagai masalahnya
   d. Tayammum dan berbagai masalahnya


BAB II. ISI
ISTINJA', WUDHU, MANDI dan TAYAMUM

A. ISTINJA’
Pengertian istinja’
Istinja’ adalah menghilangkan najis yang keluar dari qubul atau dubur dengan air atau batu atau benda keras lainnya yang suci, dapat menghilangkan najis dan tidak haram menggunakannya.
Hukum istinja’
Hukum istinja’ untuk menghilangkan najis adalah wajib. Sunat beristinja’ dengan batu kemudian dibasuh dengan air. Harus memilih untuk beristinja’ dengan hanya menggunakan air yang suci atau menggunakan sekurang-kurangnya tiga biji batu jika dapat menghilangkan najis. Walau bagaimanapun, lebih afdhal menggunakan air karena air lebih berupaya dan berkesan untuk menghilangkan najis. Jika menggunakan batu, diwajibkan menyapu dengan sekurang-kurangnya tiga biji batu atau tiga penjuru dari sebiji batu dengan syarat:
1. Najis yang hendak dibersihkan itu tidak kering.
2. Tidak merebak ke bahagian lain.
3. Tidak bercampur dengan najis yang lain. Sekiranya tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka hendaklah menggunakan air.
Adab Membuang Air
a. Haram menghadap ke arah qiblat atau membelakanginya apabila membuang air di kawasan lapang. Walaubagaimanapun, disunatkan juga tidak menghadap atau membelakangi qiblat apabila membuang air di dalam bangunan seperti tandas atau apabila ada dinding atau tabir antara orang itu dengan qiblat.
b. Makruh membuang air di dalam air yang tidak mengalir atau di dalam air mengalir yang sedikit.
c. Makruh membuang air di bawah pokok buah-buahan,  baik ketika berbuah atau tidak.
d. Makruh membuang air di dalam lubang dan di celah rekahan tanah
e. Makruh membuang air di jalan, di dalam lubang yang bukan digali khas untuk membuang air.
f. Makruh bercakap ketika membuang air kecuali kerana sesuatu keperluan
g. Makruh menghadap ke arah matahari atau bulan ketika membuang air.
h. Sunnah berlindung daripada pandangan manusia.
i. Haram membawa bersama-sama sebarang benda yang ada catatan nama Allah, Al-Qur’an dan seumpamanya ketika membuang air.

B. WUDHU
Pengertian Wudhu’
Wudlu’ menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang menurut syara’ artinya membersihkan anggota wudlu’ untuk menghilangkan hadats kecil yang dimulakan dengan niat, yaitu membasuh muka, membasuh kedua-dua belah tangana, menyapu kepala kemudian kedua telingah akhirnya membasuh kedua kedua belah kaki dengan syarat-syarat dan rukun-rukun yang tertentu.
Orang yang hendak melaksanakan shalat, wajib lebih dahulu berwudlu’, karena wudlu’ adalah menjadi syarat sahnya shalat.
Fardu Wudhu’
Fardunya wudhu’ ada tujuh perkara
1. Berniat ketika meratakan air ke seluruh muka.
2. Membasuh muka 3x (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri dan lintangannya adalah dari anak telingah kanan ke anak telingah kiri).
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku 3x, bagi orang yang tiada siku disunatkan membasuh ujung anggota yang ada.
4. Mengusap sebagian rambut kepala 3x.
5. Mengusap telingah dua-duanya 3x.
6. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki 3x.
7. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan
Syarat-syarat Wudhu’
1. Islam
2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan.
3. Tidak berhadats besar.
4. Dengan air suci lagi mensucikan.
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudlu’ misalnya getah, cat dan sebagainya.
6. Mengetahui mana yang wajib (fardlu) dan mana yang sunat.
Sunnah  Wudhu’
1. Membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahim) pada permulaan berwudlu’.
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.
3. Berkumur-kumur.
4. Membasuh lubang hidung sebelum berniat.
5. Menyapu seluruh kepada dengan air.
6. Mendahulukan anggota kanan daripada kiri.
7. Menyapu kedua telinga luar dan dalam.
8. Menigakalikan membasuh.
9. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.
10.Membaca do’a sesudah wudlu'
Hal-hal Membatalkan Wudlu’
1. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur, misalnya buang air kecil maupun besar, atau keluar angin dan sebagainya
2. Hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk dan tidur nyenyak
3. Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup, (muhrim artinya keluarga yang tidak boleh dinikah)
4. Tersentuh kemaluan (qubul atau dubur) dengan tapak tangan atau jari-jarinya yang tidak memakai tutup (walaupun kemaluannya sendiri)
5. Murtad yaitu keluar dari agama islam
Cara Berwudu’
Orang yang hendak mengerjakan shalat wajib lebih dahulu berwulu’, karena wudu’ syarat sahnya shalat. Sebelum berwudu’ kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang ada pada badan, kalau memang ada najis.
Cara mengerjakan wudlu’ ialah:
1. Membaca “BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM”, sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih,
2. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali, sambil membersihkan gigi.
3. Selesai berkumur terus mencuci lubang hidung tiga kali
4. Selesai mencuci lubang hidung terus mencuci muka tiga kali, mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri.
5. Setelah membasuh muka (mencuci muka), lalu mencuci kedua belah tangan hingga siku-siku tiga kali.
6. Selesai mencuci kedua belah tangan, terus menyapu sebagian rambut kepala tiga kali.
7. Selesai menyapu sebagian rambut kepala, terus menyapu kedua belah telinga tiga kali.
8. Dan yang terakhir mencuci kedua belah kaki tiga kali, dari/sampai mata kaki
g. Hukum Wudhu’
Hukum wudhu’ adalah seperti berikut:

1. Wajib atau fardhu, iaitu ketika hendak menunaikan ibadah seperti sembahyang, sama halnya  sembahyang fardhu atau sembahyang sunat, ketika hendak melakukan tawaf Ka‘bah sama halnya tawaf fardhu atau sunat, ketika hendak menyentuh Al-Qur’an dan sebagainya.
2. Sunnah, Banyak perkara yang disunatkan berwudhu’, antaranya ialah untuk membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an, membaca atau mendengar bacaan hadith, membawa kitab tafsir, kitab hadith atau kitab fiqh, melakukan azan, duduk di dalam masjid, melakukan tawaf di ‘Arafah, melakukan sa‘i, menziarahi makam Rasulullah, ketika hendak tidur, mengusung jenazah, malah disunatkan sentiasa berada dalam keadaan berwudhu’ dan memperbaharui wudhu’

C. MANDI
Pengertian mandi
Dari segi bahasa, mandi berarti mengalirkan air ke seluruh badan. Dari segi syara‘, mandi bermaksud mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat yang tertentu
Perkara yang mewajibkan mandi
1. Bertemu dua khitan iaitu apabila masuknya hasyafah zakar atau sekadar yang ada bagi zakar yang kudung ke dalam farj perempuan yang masih hidup dengan sempurna walaupun tidak keluar mani.
2. Keluar mani walaupun sedikit dengan sengaja atau pun bermimpi.
3. Keluar haidh, iaitu darah yang keluar dari pangkal rahim ketika wanita dalam keadaan sehat pada waktu yang tertentu.
4. Melahirkan anak atau bersalin (wiladah).
5. Keluar nifas, iaitu darah yang keluar selepas bersalin.
6. Mati, kecuali mati syahid.
Fardu mandi
1. Berniat pada permulaan kena air pada badan.
2. Menghilangkan najis yang terdapat pada tubuh badan.
3. Meratakan air ke seluruh badan terutama kulit, rambut dan bulu.
Perkara sunnah semasa mandi
Terdapat banyak perkara sunnah semasa mandi, antaranya:
1. Membaca “basmalah”
2. Berwudhu’ sebelum mandi.
3. Membasuh dua tapak tangan.
4. Menggosok seluruh bahagian badan.
5. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan daripada yang kiri.
6. Mengulangi membasuh anggota tubuh sebanyak tiga kali.
e. Mandi-mandi sunnah
Mandi-mandi yang disunatkan adalah seperti berikut:
1. Mandi hari Juma‘at bagi orang yang hendak pergi sembahyang Juma‘at. Waktunya dari naik fajar sadiq.
2. Mandi hari raya fitrah dan hari raya adhha. Waktunya adalah mulai dari tengah malam pada hari raya itu.
3. Mandi karena minta hujan (istisqa’).
4. Mandi karena gerhana bulan.
5. Mandi kerana gerhana matahari.
6. Mandi karena memandikan mayat.
7. Mandi karena masuk agama Islam.
8. Mandi orang gila selepas pulih ingatannya.
9. Mandi ketika hendak ihram.
10.Mandi karena masuk Makkah.
11 Mandi karena wuquf di ‘Arafah.
12.Mandi karena bermalam di Muzdalifah.
13.Mandi karena tawaf.
14.Mandi karena sa‘i.
15.Mandi karena masuk ke Madinah.

D. TAYAMMUM
Pengertian tayammum
Tayammum ialah mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci, dan dengan syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat tayammum
Dibolehkan bertayammum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnya
3. Telah masuk waktu shalat
4. Dengan debu yang suci, tidak musta’mal, tidak bercampur benda lain
5. Menyapu muka dan dua tangan dengan dua kali pindah
Anggota tayammum
1. Muka.
2. Dua belah tangan hingga siku.
d. Rukun tayammum
1. Berniat ketika menyapu debu tanah ke muka.
2. Menyapu muka.
3. Menyapu kedua-dua belah tangan.
4. Tertib.
Sunnah tayammum
1. Membaca basmalah.
2. Mendahulukan menyapu tangan kanan dari yang kiri dan memulakan bagian atas dari bagian bawah ketika menyapu muka.
3. Menipiskan debu.
Perkara yang membatalkan tayammum
1. Berlaku sesuatu dari pada perkara-perkara yang membatalkan wudhu’.
2. Melihat air atau mendapat air sekiranya bertayammum kerana ketiadaan air.
3. Murtad iaitu keluar dari agama Islam.

 
BAB III. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa thaharah itu adalah bersuci, selain menjadi bagian utuh dari keimanan seseorang, masalah kesucian ini pun terkait erat dengan syah tidaknya ibadah seseorang. Tanpa adanya kesucian, maka seberapa bagus dan banyaknya ibadah seseorang akan menjadi ritual tanpa makna. Terdapat  berbagai macam bersuci diantaranya:
1. Istinja
Istinja ialah membersihkan kubul dan dubur sesudah buang air kecil atau buang air besar dengan memakai air yang suci. Istinja itu hukumnya wajib.
2. Berwudhu’
Air wudlu’ menurut bahasa ialah bersih atau indah. Adapun menurut hukum syara’ ialah membersihkan sebagian dan anggota badan yang tertentu untuk menghilangkan hadas kecil.
3. Mandi
Mandi adalah membasuh seluruh tubuh mulai dari puncak kepala hingga ujung kaki.
4. Tayammum
Tayammum merupakan perbuatan bersuci penganti wudhu dan mandi, dengan mengusap muka dan kedua belah tangan dengan debu yang suci.

Baik itu Istinja, Wudhu, Mandi dan Tayamun ada cara, syarat, rukunya dan sunnanya masing-masig, agar mendapat kebaikan harus sesuai dengan tata cara yang sudah ditetapkan.

Tuesday, February 20, 2018

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Belajar Bahasa Indonesia
Sejak Sekolah Dasar Kita semua sudah mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia, memang terbilang sangat mudah karena kita terlahir di Indonesia, namun kita perlu mempelajari Bahasa Indonesia yang Baik dan benar, disini saya sudah merakum materi tentang Bahasa Indonesia yang Baik dan benar dari berbagai sumber.





A. BAHASA INDONESIA yang BAIK dan BENAR
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu, bahasa daerah, bahasa asing. Alasan kenapa bahasa melayu yang dijadikan bahasa Indonesia karena bahasa melayu sudah ada sejak jaman sriwijaya dengan banyak ditemukan banyak prasasti, demokratis yakni bahwa bahasa melayu tidak mengenal tingkatan, linguanfranca yakni sebagai bahasa kependudukan dan mudah dan mampu berkembang sesuai dengan budaya.
Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan dan ragam pembicaraan), dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah dan tata bahasa).
Kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesunggunya dan sesuai dengan situasi pembicaraan. Kata yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan. Kalimat yang dipakai dalam dalam bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif.
Kalimat efektif harus
a. Mudah di pahami oleh orang lain.
b. Memenuhi unsur penting kalimat, minimal ada subjek dan predikat, terutama untuk ragam tulis.
c. Menggunakan kata yang tepat dan serasi.
d. Gramatikal, seperti: menggunakan pungtuasi dan kata baku, menggunakan struktur yang benar, frasa selalu D-M, menggunakan kata yang sesuai dengan fungsinya/ kedudukannya.
e. Rasional, yakni menggunakan gagasan yang dapat di cerna oleh akal sehat.
f. Efisien, menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak boleh berlebihan.
g. Tidak ambigu, tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan.

B. KAIDAH BAHASA INDONESIA
Kaidah bahasa Indonesia meliuti:
1. Fonologi
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone 'bunyi' dan 'logos' tatanan, kata, atau ilmu' dlsebut juga tata bunyi.
Bidang ini meliputi dua bagian.
a. Fonetik,
yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suate bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia, vokal 5, konsonan 21.
b. Fonemik,
yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti.
Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf. Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .
Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu:
a. Udara.
b. Artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak,
c. Titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh articulator.
Diftong.
Diftong adalah dua vokal beurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Diftong dalam babasa Indonesia adalah ai ,au, dan oi.
Contoh :petai, lantai, pantai, santai, harimau, kerbau, imbau, pulau, amboi.
Kluster
Kluster adalah konsonan rangkap yang diucapkan dalam waktu yang sama. Seperti strategi tidak dibaca seterategi.
Fonem dan Pembuktiannya.
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dapat dibuktikan melalui pasangan minimal. Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras minimal.
Contoh :
Pola & rnembedakan /o/ dan/pula /u/
Barang & membedakan /b/ dan /p/parang Fonem dan Huruf Bahasa Indonesia memakai ejaan fonemis, artinya setiap huruf melambangkan satu fonem.
Namun demikian masih terdapat fonem-fonem yang dilambangkan dengan diagraf (dua hunuf melambangkan satu fonem) seperti ny, ng, sy, dan kh. di samping itu ada pula diafon (satu huruf yang melambangkan dua fonem) yakni huruf e yang digunakan untuk menyatakan e pepet dan e taling.
Huruf e melambangkan e pepet terdapat pada kata seperti : sedap, segar, terjadi. Huruf e melambangkan e taling terdapat pada kata seperti : ember, tempe, dendeng.

2.  Morfologi
Ilmu yang mempelajari bentuk kata, diantaranya
a. Kata dasar
b. Kata jadian
   Kata berimbuhan
   Kata ulang
   Kata majemuk

3.  Sintaksio
Pola dasar kalimat
a.  S. P (Sabjek, predikat)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat intransitive
    Kalimat inversi
b.  S. P. K (sabjek, prediket, keterangan)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat intransitive
c.  S. P. O (sabjek, predikat objek)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat inversi
    Kalimat transitif
d.  S. P. O. K (sabjek, predikat, objek, keterangan)
    Kalimat sempurna
    Kalimat inti
    Kalimat intransitive
    Kalimat inverse
    Kalimat transitif
    Kalimat mayor.

4.  Semantik (makna kata)
    pukul dipakai untuk urusan waktu.
    Jam dipakai menunjukkan benda yang berhubungan dengan waktu/ jumlah waktu.
5.  Etimolologi (usal-usul kata)

C.  BAHASA INDONESIA BAKU 
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang di bakukan.
Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa:
1.  Pedoman ejaan (EYD)
2.  Tata bahasa baku
3.  Kamus umum
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut:
a. Tidak dipengarui bahasa daerah
Baku           : saya, ibu, bertemu
Tidak baku  : gue, nyokap, ketemu
b. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Baku           : kantor tempat saya bekerja
Tidak baku  : kantor dimana saya bekerja
c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Baku           : dengan, tidak, tetapi
Tidak baku  : sama, nggak, tapi
d. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Baku            : Ia bekerja keras
Tidak baku  : Ia kerja keras
e. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Baku           : disebabkan oleh, suka akan
Tidak baku  : disebabkan karena, suka dengan
f. Tidak terkontaminasi, tidak rancu
Baku           : berkali-kali, mengajar siswa
Tidak baku  : berulang kali, mengajar bahasa
g. Tidak mengundang arti pleonasme
Baku           : hadirin, pada zaman dahulu
Tidak baku  : para hadirin, pada jaman dahulu kala
h. Tidak mengandung hiperkorek
Baku           : Insaf, Syukur, Pihak
Tidak baku  : Insya, Sukur, Fihak

D.  FUNGSI BAHASA INDONESIA BAKU
Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu:
a. Bahasa Indonesia baku berfungsi pemersatu 
Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern.
b. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian 
Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa Indonesia baku. Dengan bahasa Indonesia baku kita menyatakan identitas kita. Bahasa Indonesia baku berbeda dengan bahasa Malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya.
c. Bahasa Indonesia baku berfungsi penambah wibawa
Pemilikanbahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku “dengan baik dan benar” memperoleh wibawa di mata orang lain. Fungsi yang meyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan unsur kebudayaan baru. Warga masyarakat secara psikologis akan mengidentifikasikan bahasa Indonesia baku dengan masyarakat dan kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti pranata, lembaga, bangunan indah, jalan raya yang besar. Gengsi juga melekat pada bahasa Indonesia karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh yang menambah wibawa pada setiap orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia baku.
d. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan
Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku itu menjadi tolok ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan,undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato 

Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu berkaitan erat dengan tiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut:
a. fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
b. fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan
c. fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.

Fungsi bahasa baku lazim juga dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di bawah ini:
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan, dan lain-lain.
2. Pembicaraan Formal Di Depan Umum (Lisan)
Contoh : Pidato, ceramah, khotbah, mengajar sekolah, mengajar kuliah, dan lain sebagainya.
3. Wacana Teknis (Tertulis)
Contoh : Karangan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran, laporan resmi, dan lain-lain.
4. Pembicaraan Formal (Lisan)

E. EJAAN yang DISEMPURNAKAN
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku dewasa ini disebut Ejaan (bahasa Indonesia) yang disempurnakan (EyD), huruf-huruf yang digunakan adalah huruf latin, yakni huruf (alfabet) yang digunakan juga oleh sebagian besar bangsa di dunia ini untuk menuliskan bahasa mereka. Walaupun alphabet yang digunakan sama, tetapi karena ejaan itu hanyalah suatu konvensi grafis, maka sistem penggunaan huruf-huruf itu tidak sama antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain. Bahasa Indonesia pun mempunyai system ejaanya sendiri.
1. Penulisan Huruf 
Huruf a, i, u, e, dan o disebut huruf vocal, huruf lainnya yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z disebut huruf konsonan.
a. Huruf Besar atau Huruf Kapital
Contoh:
Ayahnya seorang penulis di penerbit erlangga
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata di awal kalimat.
Contoh:
Rifki bertanya kepada Rika, “Kamu punya uang berapa?”
“Saya hanya membaca buku ini saja, tidak lebih,” katanya
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, agama, dann kitab suci.
Contoh:
 Allah             Alqur’an
Islam              Injil
Kristen           Taurat
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Nabi Muhammad
Sultan Demak
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Wali Kota Tasikmalaya
Departemen Pendidikan Nasional
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Contoh:
Ampere
Dini Aminarti
g. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan.
Contoh:
20 ampere
mesin diesel
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Batak
i. huruf kapital tidak dipakai jika nama bangsa, suku, dan nama bahasa itu dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
pengindonesiaan kata asing
kesunda-sundaan
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
bulan Agustus
perang Dunia
k. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Contoh:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
Asia Tenggara
Danau Toba
m. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsure nama diri.
Contoh:
      daerah tenggara
      air danau
n. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh:
      gula jawa
      kacang bali
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecualai kata seperti dan.
Contoh:
Republik Indonesia
Menteri Kehakiman dan HAM
p. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak di posisi awal.
Contoh:
Sudah dua bulan Ayah berlangganan Koran Republika.
q. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr.     (doctor)
Prof.  (professor
r. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
“Tas ini punya Ibu?” tanya Ami kepada Bu Riska.
“Kapan Paman akan dating ke rumah kita?” tanya Alam kepada Kak Anto.
s. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contoh:
            Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
            Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
t. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
           
2. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh:
            buku Mukjizat Salat dan Doa
            tabloid Gaul
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh:
            Huruf pertama kata abad ialah a.
            Dia bukan menipu, tetapi
c. Huruf mirig dalam cetakan dipakai untuk menulis kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
            Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
            Lalat buah Drosophila melanogaster memiliki 13.600 gen.

F.  PARAGRAF
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf umumnya terdiri atas sejumlah kalimat, kalimat-kalimat itu saling bertalian untuk menggungkapkan sebuah gagasan tertentu. Paragraph yang baik terdiri atas gagasan utama dan gagasan penjelas.
1. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraph.
2. Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama.

Paragraf yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. Kesatuan, yaitu paragraf harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud dalam bentuk kalimat pokok.
b. Koherensi, yaitu kalimat satu dengan kalimat lain harus saling berhubungan.
Perkembangan alenia, yaitu gagasan pokok harus dikembangkan dengan perincian yang lebih konkret agar lebih jelas.

G. PARAGRAF DILIHAT dari POKOK PIKIRAN UTAMA
1. Paragraf Induktif
Paragraf induktif dimulai dengan uraian atau rincian hal-hal yang khusus. Kemudian, uraian disimpulkan pada akhir paragraf, kesimpulan merupakan hal yang bersifat umum. Paragraf induktif disebut juga paragraf pengembangan khusus umum dan gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Paragraf induktif ini dapat digambarkan seperti bagan di bawah.









2. Parangaf Deduktif
Paragraf deduktif dikembangkan mulai dengan menuliskan gagasan utama atau pikiran utama pada awal paragraf sebagai data yang umum, kemudian di jabarkan dalam beberapa pikiran penjelas sebagai sesuatu yang khusus. Paragraf deduktif disebut juga paragraf pengembangan umum-khusus dan gagasan utamanya terletak di awal paragraf.
Paragraf deduktif ini dapat digambarkan seperti bagan dibawah.










Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menentukan dan membedakan paragraf pola khusus-umum dan umum-khusus sebagai berikut:
a. Setiap paragraf memiliki gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas.
b. Gagasan utama merupakan pokok pikiran yang menjadi dasar uraian dalam paragraf.
c. Gagasan penjelas merupakan uraian untuk memperkuat gagasan utama.
d. Dilihat dari letaknya, gagasan utama dapat terletak di awal paragraf atau diakhir paragraf.
e. Gagasan utama terletak di awal paragraf disebut deduktif atau umum-khusus.
f. Gagasan utama terletak di akhir paragraf disebut paragraf induktif atau khusus-umum.
g. Paragraf Campuran
Paragraf campuran (deduktif-induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya di awal dan di tekankan lagi di akhir paragraf. Dimulai dengan menyajikan ide pokok (pernyataan umum) kemudian dijabarkan ke dalam ide-ide penjelas (pernyataan khusus) dan disimpulkan lagi (pernyataan umum) di akhir kalimat. 
h. Paragraf Ineratif
Paragraf Ineratif adalah paragrafyang letak kalimat utamanya di tengah paragraf. Di awal disajikan ide-ide penjelas kemudian disimpulkan dan dijelaskan kembali ke dalam ide-ide penjelas.
i. Paragraf Deskriptif/ Naratif
Adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar diseluruh paragraf. Seluruh kalimat merupakan ide-ide pokok sehingga sulit untuk menentukan kalimat mana yang merupakan pernyataan yang umum. Atau dapat dikatakan paragraf yang tidak mempunyai kalimat utama.

H. BERDASARKAN TUJUANNYA atau dilihat dari PERKEMBANGANNYA
Berdasarkan perkembangannya paragraf diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan karangan yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Sebuah paragraf narasi harus memiliki gagasan pokok yang didukung oleh gagasan-gagasan pendukung yang diwujudkan dalam kalimat-kalimat pendukung. Kalimat-kalimat tersebut berisihkan rangkaian perbuatan yang diurutkan sesuai dengan urutan waktu dan tempat berlangsungnya. Tujuan karangan narasi sebenarnya bercerita tentang sesuatu.
Langkah menulis paragraf narasi meliputi:
a. Menentukan tema .
b. Mengembangkan judul menjadi pikiran utama.
c. Mengembangkan pikiran utama menjadi pikiran penjelas.
d. Mengembangkan kerangka karangan.
Ada beberapa cara pengembangan paragraf narasi
a. Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa
Pengembangan paragraf narasi dengan pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa adalah suatu bentuk wacana cerita yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya suatu peristiwa yang diurutkan menurut rangkaian kejadian dan urutan peristiwanya.
b. Pola hubungan mula dan akhir
Pengembangan pola parangraf narasi dengan pola hubungan mula dan akhir penekanannya pada penjelasan mula-mulanya dan akhirnya.

2. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang bersifat melukiskan atau mengambarkan kesan pancaindra dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca seolah-olah dapat mendengar, merasakan, menikmatinya.Sebuah obyek deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat, didengar, dicium, dirasa, diraba, tetapi dapat untuk menggambarkan perasaan hati, kekuatan, perasaan cinta, haru dan sebagainya.
Ciri-ciri paragraf deskripsi
a. Menguraikan objek secara langsung sesuai dengan objek yang ditangkap pancaindra.
b. Berdasarkan pengamatan atau observasi.
c. Menumbuhkan imajinasi pembaca dengan cara mengalikan kesan yang ditangkap indra perangsang.
d. Bersifat melukiskan.
e. Bertujuan menciptakan imajinasi pembaca seolah-olah pembaca melihat sendiri objeknya.
Macam-macam pendekatan dalam menulis paragraf deskripsi
a. Pendekatan realistis
Adalah pendekatan deskripsi yang mengambarkan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, pengarang menonjolkan pilihannya dan interpretasinya.
b. Pendekatan impresionistis
Adalah pendekatan deskripsi yang membuat pembaca memberikan reaksi secara emosional terhadap sesuatu yang di deskripsikan.
c. Pendekatan sikap penulis
Pendekatan sikap penulis bergantung pada  tujuan yang ingin dicapai, sifat, objek, dan pembaca. Penulis mrnetapkan sikapyang akan diterapkan sebelum mulai menulis rincian. Penulis dapat memilih sikap seperti, masa bodoh, ironis dan sebagainya.

3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menjelaskan suatu masalah, paragraf eksposisi bertujuan memberikan penjelasan sehingga pembaca memperoleh informasi yang jelas. Agar penjelasan yang disampaikan mencapai sasaran, paragraf eksposisi perlu dilengkapi dengan data-data berupa grafik, statistik, diagram, gambar dan sebagainya. Oleh karena itu, paragraf eksposisi harus akurat, jelas, dan singkat. Paragraf eksposisi menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Penutup paragraf eksposisi merupakan rangkuman yang menjelaskan kembali apa yang telah dikemukakan penulis.
Ciri-ciri paragraf eksposisi
a. Menjelaskan pendapat.
b. Memerlukan fakta yang diperjelas dengan angka grafik, dan sebagainya.
c. Memerlukan analisis sintesis dalam mengupas sesuatu.
d. Tidak menggunakan daya khayal sebagai sumber gagasan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menulis paragraf eksposisi
a. Merumuskan tema.
b. Menetapkan tujuan
Tujuan kerangka akan memberikan arah yang tepat dan menyusun karangan.
c. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data dapat dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara atau angket.
d. Membuat kerangka karangan
Menentukan pokok-pokok pikiran dalam bentuk kerangka karangan atau outline.
e. Mengembangkan kerangka karangan.
Pola pengembangan paragraf eksposisi meliputi:
a. Pola proses 
Merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa.  
b. Pola ilustrasi 
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi tersebut digunakan untuk menjelaskan maksud penulis. Pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum.
c. Pola perbandingan 
Pola perbandingan  digunakan apabila penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkan dengan hal lain.

4. Paragraf argumentasi
Argumentasi berarti pemberian alas an yang kuat dan menyakinkan.jadi paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alas an, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan menyakinkan. Alasan-alasan dan bukti tersebut digunakan penulis untuk memengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap, dan kenyakinan penulis.
Pada dasarnya, kekuatan argumen terletak pada kemampuan penulis dalam mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu pernyataan, alasan yang mendukung, dan pembenaran.
Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah:
a. Mengandung kebenaran dan pembuktian yang kuat dengan disertai data, fakta, gambar, grafik dan lain-lain.
b. Menggunakan bahasa denotatif.
c. Analisis rasional.
d. Alas an kuat.
e. Bertujuan supaya pembaca menerima pendapatnya.
Langkah-langka menulis paragraf argumentasi
a. Menentukan tema karangan.
b. Merumuskan tujuan penulisan.
c. Mengumpulkan bahan atau data-data.
Bahan-bahan yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan tema dan tujuan. Bahan ini dapat diambil dari buku, hasil penelitihan, dan sebagainya.
d. Membuat kerangka karangan.
Kerangka karangan perlu disiapkan agar karangan tersusun rapid an logis.
e. Mengembangkan kerangka karangan menjadi kerangka utuh.

5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauhan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan penulisannya. Maka dari itu paragraf persuasi disertai penjelasan dan fakta-fakta, sehingga menyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.
Paragraf persuasi bertujuan mengubah pikiran orang lain agar dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Penulisan paragraf persuasi mula-mula memaparkan gagasan yang disertai alasan, bukti, fakta, atau contoh, kemudian diikuti ajakan, imbauhan, bujukan/ saran.
Pendekatan yang digunakan dalam paragraf persuasif adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Contoh bentuk-bentuk persuasi antara lain iklan, kampanye lisan, dan sebaginya.
Langka-langka penulisan paragraf persuasi
a. Menentukan topik
Topic disebut juga tema, yaitu gagasan atau permasalahan yang menjiwai seluruh isi karangan.
b. Merumuskan tujuan
Tujuan penulisan paragraf dikembangkan dari topic.
c. Mengumpulkan bahan
Bahan yang diperlukan harus sesuai dengan topik dan tujuan penulisan. Cara mengumpulkan bahan dapat dengan melakukan pengamatan.
d. Membuat kerangka
Semuah bahan yang kita peroleh perlu dipilih dimulai dengan pikiran yang logis dan kritis, agar sesuai dengan topic dan tujuan penulisan. Kemudian kita mengupas, menganalisis, dan membandingkan, menjadi rangkaian pembuktian yang kuat dan sukar dibantah. Supaya rangkaian itu rapid an logis susunannya kita buat kerangka tuisan.
e. Kesimpulan
Bagian ini meliputi pembuktian dan saran yang berupa ajakan, dorongan, dan bujukan agar pembaca terpengaruh, bahwa pemuda harus berpartisipasi dalam wujud kerja nyata agar pembinaan dan pembangunan bangsa dan negara Indonesia dapat berhasil