Thursday, February 22, 2018

Makalah Ekonomi Islam - Teori Perilaku Produsen Dalam Islam

BAB 1. PENDAHULUAN
 
Ekonomi Islam adalah segala bentuk aktivitas manusia yang menyangkut persoalan harta kekayaan, baik dalam sektor produksi, distribusi maupun konsumsi yang didasarkan pada praktek-praktek ajaran Islam. Hal lain dari aktivitas ekonomi  yang sangat menunjang kegiatan konsumsi adalah produksi, yaitu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tanpa kegiatan produksi, maka konsumen tidak akan dapat mengonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkannya. Kegiatan produksi dan konsumsi adalah sebuah mata rantai yang saling berkaitan dan tidak bias saling dilepaskan , oleh karena itu, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan konsumsi pada dasarnya juga akan menjadi prinsip dalam kegiatan produksi.

Jika konsumen mengonsumsi barang dan jasa untuk mendapatkan mashlahah, maka produsen akan memproduksi barang dan jasa yang dapat memberikan mashlahah. Pada prinsipnya kegiatan produksi sebagaimana kegiatan konsumsi terikat sepenuhnya dengan syari’at Islam. Manusia butuh makan, minum agar bisa beraktifitas dan beribadah, perlu pakaian untuk menutupi aurat dan beribadah, serta butuh tempat tinggal untuk melindungi dirinya serta berbagai kebutuhan lainnya. Allah SWT telah menyediakan bahan bakunya berupa kekayaan alam yang sepenuhnya diciptakan untuk kepentingan manusia. Itu semua baru bisa diperoleh dan bisa dinikmati manusia jika manusia mengelolanya agar menjadibarang dan jasa yang siap dikonsumsi dengan jalan diproduksi terlebih dahulu.


BAB II. ISI
TEORI PERILAKU PRODUSEN DALAM ISLAM

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Produksi
Jika konsumen mengkonsumsi barang dan jasa  untuk mendapatkan mashlahah, maka produsen akan memproduksi barang dan jasa untuk mendapatkan mashlahah. sedangkan Produksi sendiri adalah kegitan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Oleh karena itu, kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi.
Tujuan produksi menurut islam
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat
2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya
3. Menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepada allah
Klasifikasi faktor produksi
1. Alam (tanah)
2. Tenaga kerja
3. Modal
4. Wirausaha
Pandangan menurut Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islami terhadap factor produksi:
1. Hubungan antara tujuan produksi dengan penggunaan faktor produksi.
Jika dalam ekonomi konvensional tujuan produksi adalah menghasilkan alat pemuas kebutuhan manusia melalui proses produksi dengan harapan memberikan keuntungan paling maksimal, maka dengan demikian seluruh faktor produksi akan dialokasikan berdasarkan tujuan tersebut. Hal ini berakibat pada eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Contohnya, dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimal, produsen akan memeras dan menindas para pekerjanya.
Dalam pandangan ekonomi Islam, prinsip dan tujuan produksi ekonomi yang Islami alokasi sumber daya ekonomi akan berorientasi pada hal-hal berikut :
  • Berbagai barang dan jasa yang dilarang oleh agama Islam tidak akan diproduksi sehingga tidak ada sumber daya ekonomi atau faktor produksi yang dialokasikan untuk itu.
  • Produksi barang-barang mewah akan dikurangi sedemikian rupa sehingga semakin sedikit sumber daya untuk memproduksinya
  • Akan ada perluasan industri untuk menghasilkan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga sumber daya ekonomi lebih banyak dialokasikan untuk itu.

2. Penentuan harga faktor produksi.
Penentuan harga faktor produksi dalam ekonomi konvensional menggunakan pendekatan produktivitas marginal yaitu nilai marginal  dari faktor produksi yang merupakan nilai tambah dari satu unit output yang dihasilkan dengan asumsi faktor produksi lainnya dianggap tetap. Misalnya produk marginal tenaga kerja adalah tambahan output yang dihasilkan akibat satu unit tenaga kerja dengan menggunakan faktor produksi lainnya tetap. Produktivitas marginal ini mengikuti hukum the law of the diminishing marginal product atau tambahan hasil yang semakin menurun.
Sementara, dalam pandangan Islam ada dua prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman dalam menentukan faktor  produksi, yaitu nilai keadilan (justice) dan pertimbangan kelangkaan (scarcity).
Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa norma dan etika seorang produsen muslim adalah:
Norma Produsen Muslim:
1. Menghindari sifat tamak dan rakus
2. Tidak melampaui batas serta tidak berbuat zhalim
3. Harus memperhatikan apakah produk itu memberikan manfaat atau tidak, baik ataukah buruk, sesuai dengan nilai dan akhlak ataukah tidak, sesuai dengan norma dan etika ataukah tidak.
4. Seorang muslim harus memproduksi yang halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat banyak, tetap dalam norma dan etika serta akhlak yang mulia.
Etika Produsen Muslim:
1. Memperhatikan halal dan haram
2. Tidak mementingkan keuntungan semata
3. diharamkan memproduksi segala sesuatu yang merusak akidah dan akhlak serta segala sesuatu yang menghilangkan identitas umat, merusak nilai-nilai agama, menyibukkan pada hal-hal yang sia-sia dan menjauhkan kebenaran, mendekatkan kepada kebatilan, mendekatkan dunia dan menjauhkan akhirat, merusak kesejahteraan individu dan kesejahteraan umum.
Dengan demikian produsen dalam pandangan ekonomi islam adalah mashlahah maximizer. mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain memang tidak dilarang, sepanjang berada dalam bingkai tujuan dan hukum islam.


BAB III. KESIMPULAN

Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling berkait satu dengan lainnya. Kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediahkan barang dan jasa yang memberihkan mashlahah maksimum bagi konsumen yang di wujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat, menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya, menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan, serta memenuhi sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepadah kepada Allah.

Sedangkan Fungsi produksi adalah salah satu  tools  yang dapat membantu produsen dalam memperkirakan biaya, penggunaan faktor produksi, pendapatan dan keuntungan dari kegiatan produksi yang dilakukan. Perbedaan utama fungsi produksi ekonomi konvensional dengan Islami terletak pada  perbedaan tujuan utama dimana dalam ekonomi  konvensional adalah untuk maksimalisasi keuntungan semata-mata, sedangkan dalam ekonomi Islam mencapai falah bagi produsen, konsumen, negara dan masyarakat secara luas. Seorang muslim harus memproduksi yang halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat banyak, tetap dalam norma dan etika serta akhlak yang mulia.

                                                                       ======


No comments:

Post a Comment