Wednesday, February 21, 2018

Makalah Tentang Thaharah (Istinja', Wudhu, Mandi, Tayammum)

Assalamualaikum teman - teman, sebagai umat Islam disetiap waktu kita tak pernah terlepas dari yang namanya bersuci atau thaharah, karena hukum thaharah adalah wajib. di tulisan kali ini saya akan membagikan makalah tentang Thaharah, tulisan ini saya ambil dari beberapa sumber, semoga bisa membantu teman - teman dalam belajar.


BAB I. PENDAHULUAN
THAHARAH

A. Latar Belakang
Thaharah berdasarkan arti harfiah berarti bersih dan suci, sedangkan berdasarkan pengertian syara`, thaharah berarti mensucikan diri, pakaian dan tempat dari hadats dan najis, khususnya pada saat kita hendak shalat. Lebih jauh lagi, thaharah berarti mensucikan diri dan hati. Thaharah hukumnya wajib bagi setiap mukmin.
Thaharah atau bersuci menduduki masalah penting dalam islam. Boleh dikatakan bahwa tanpa thaharah ibadah kita tidak diterimah, sebab beberapa ibadah utama mensyaratkan thaharah, tanpa thaharah, ibadah tidak sah. Bila ibadah tidak sah, maka tidak akan diterima Allah, maka konsekuensinya adalah kesiasiaan.
Allah swt berfirman : “Hai orang yang berselimut. Bangunlah, kemudian berilah peringatan!, dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu“. (QS. Al-Muddatstsir : 1-4). Dan pada surat al- baqorah ayat 222: artinya :“ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang- orang yang mensucikan diri “ .

B. Pokok Pembahasan
   a. Istinja’
   b. Wudhu dan berbagai masalahnya
   c. Mandi dan berbagai masalahnya
   d. Tayammum dan berbagai masalahnya


BAB II. ISI
ISTINJA', WUDHU, MANDI dan TAYAMUM

A. ISTINJA’
Pengertian istinja’
Istinja’ adalah menghilangkan najis yang keluar dari qubul atau dubur dengan air atau batu atau benda keras lainnya yang suci, dapat menghilangkan najis dan tidak haram menggunakannya.
Hukum istinja’
Hukum istinja’ untuk menghilangkan najis adalah wajib. Sunat beristinja’ dengan batu kemudian dibasuh dengan air. Harus memilih untuk beristinja’ dengan hanya menggunakan air yang suci atau menggunakan sekurang-kurangnya tiga biji batu jika dapat menghilangkan najis. Walau bagaimanapun, lebih afdhal menggunakan air karena air lebih berupaya dan berkesan untuk menghilangkan najis. Jika menggunakan batu, diwajibkan menyapu dengan sekurang-kurangnya tiga biji batu atau tiga penjuru dari sebiji batu dengan syarat:
1. Najis yang hendak dibersihkan itu tidak kering.
2. Tidak merebak ke bahagian lain.
3. Tidak bercampur dengan najis yang lain. Sekiranya tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka hendaklah menggunakan air.
Adab Membuang Air
a. Haram menghadap ke arah qiblat atau membelakanginya apabila membuang air di kawasan lapang. Walaubagaimanapun, disunatkan juga tidak menghadap atau membelakangi qiblat apabila membuang air di dalam bangunan seperti tandas atau apabila ada dinding atau tabir antara orang itu dengan qiblat.
b. Makruh membuang air di dalam air yang tidak mengalir atau di dalam air mengalir yang sedikit.
c. Makruh membuang air di bawah pokok buah-buahan,  baik ketika berbuah atau tidak.
d. Makruh membuang air di dalam lubang dan di celah rekahan tanah
e. Makruh membuang air di jalan, di dalam lubang yang bukan digali khas untuk membuang air.
f. Makruh bercakap ketika membuang air kecuali kerana sesuatu keperluan
g. Makruh menghadap ke arah matahari atau bulan ketika membuang air.
h. Sunnah berlindung daripada pandangan manusia.
i. Haram membawa bersama-sama sebarang benda yang ada catatan nama Allah, Al-Qur’an dan seumpamanya ketika membuang air.

B. WUDHU
Pengertian Wudhu’
Wudlu’ menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang menurut syara’ artinya membersihkan anggota wudlu’ untuk menghilangkan hadats kecil yang dimulakan dengan niat, yaitu membasuh muka, membasuh kedua-dua belah tangana, menyapu kepala kemudian kedua telingah akhirnya membasuh kedua kedua belah kaki dengan syarat-syarat dan rukun-rukun yang tertentu.
Orang yang hendak melaksanakan shalat, wajib lebih dahulu berwudlu’, karena wudlu’ adalah menjadi syarat sahnya shalat.
Fardu Wudhu’
Fardunya wudhu’ ada tujuh perkara
1. Berniat ketika meratakan air ke seluruh muka.
2. Membasuh muka 3x (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri dan lintangannya adalah dari anak telingah kanan ke anak telingah kiri).
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku 3x, bagi orang yang tiada siku disunatkan membasuh ujung anggota yang ada.
4. Mengusap sebagian rambut kepala 3x.
5. Mengusap telingah dua-duanya 3x.
6. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki 3x.
7. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan
Syarat-syarat Wudhu’
1. Islam
2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan.
3. Tidak berhadats besar.
4. Dengan air suci lagi mensucikan.
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudlu’ misalnya getah, cat dan sebagainya.
6. Mengetahui mana yang wajib (fardlu) dan mana yang sunat.
Sunnah  Wudhu’
1. Membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahim) pada permulaan berwudlu’.
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.
3. Berkumur-kumur.
4. Membasuh lubang hidung sebelum berniat.
5. Menyapu seluruh kepada dengan air.
6. Mendahulukan anggota kanan daripada kiri.
7. Menyapu kedua telinga luar dan dalam.
8. Menigakalikan membasuh.
9. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.
10.Membaca do’a sesudah wudlu'
Hal-hal Membatalkan Wudlu’
1. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur, misalnya buang air kecil maupun besar, atau keluar angin dan sebagainya
2. Hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk dan tidur nyenyak
3. Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup, (muhrim artinya keluarga yang tidak boleh dinikah)
4. Tersentuh kemaluan (qubul atau dubur) dengan tapak tangan atau jari-jarinya yang tidak memakai tutup (walaupun kemaluannya sendiri)
5. Murtad yaitu keluar dari agama islam
Cara Berwudu’
Orang yang hendak mengerjakan shalat wajib lebih dahulu berwulu’, karena wudu’ syarat sahnya shalat. Sebelum berwudu’ kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang ada pada badan, kalau memang ada najis.
Cara mengerjakan wudlu’ ialah:
1. Membaca “BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM”, sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih,
2. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali, sambil membersihkan gigi.
3. Selesai berkumur terus mencuci lubang hidung tiga kali
4. Selesai mencuci lubang hidung terus mencuci muka tiga kali, mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri.
5. Setelah membasuh muka (mencuci muka), lalu mencuci kedua belah tangan hingga siku-siku tiga kali.
6. Selesai mencuci kedua belah tangan, terus menyapu sebagian rambut kepala tiga kali.
7. Selesai menyapu sebagian rambut kepala, terus menyapu kedua belah telinga tiga kali.
8. Dan yang terakhir mencuci kedua belah kaki tiga kali, dari/sampai mata kaki
g. Hukum Wudhu’
Hukum wudhu’ adalah seperti berikut:

1. Wajib atau fardhu, iaitu ketika hendak menunaikan ibadah seperti sembahyang, sama halnya  sembahyang fardhu atau sembahyang sunat, ketika hendak melakukan tawaf Ka‘bah sama halnya tawaf fardhu atau sunat, ketika hendak menyentuh Al-Qur’an dan sebagainya.
2. Sunnah, Banyak perkara yang disunatkan berwudhu’, antaranya ialah untuk membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an, membaca atau mendengar bacaan hadith, membawa kitab tafsir, kitab hadith atau kitab fiqh, melakukan azan, duduk di dalam masjid, melakukan tawaf di ‘Arafah, melakukan sa‘i, menziarahi makam Rasulullah, ketika hendak tidur, mengusung jenazah, malah disunatkan sentiasa berada dalam keadaan berwudhu’ dan memperbaharui wudhu’

C. MANDI
Pengertian mandi
Dari segi bahasa, mandi berarti mengalirkan air ke seluruh badan. Dari segi syara‘, mandi bermaksud mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat yang tertentu
Perkara yang mewajibkan mandi
1. Bertemu dua khitan iaitu apabila masuknya hasyafah zakar atau sekadar yang ada bagi zakar yang kudung ke dalam farj perempuan yang masih hidup dengan sempurna walaupun tidak keluar mani.
2. Keluar mani walaupun sedikit dengan sengaja atau pun bermimpi.
3. Keluar haidh, iaitu darah yang keluar dari pangkal rahim ketika wanita dalam keadaan sehat pada waktu yang tertentu.
4. Melahirkan anak atau bersalin (wiladah).
5. Keluar nifas, iaitu darah yang keluar selepas bersalin.
6. Mati, kecuali mati syahid.
Fardu mandi
1. Berniat pada permulaan kena air pada badan.
2. Menghilangkan najis yang terdapat pada tubuh badan.
3. Meratakan air ke seluruh badan terutama kulit, rambut dan bulu.
Perkara sunnah semasa mandi
Terdapat banyak perkara sunnah semasa mandi, antaranya:
1. Membaca “basmalah”
2. Berwudhu’ sebelum mandi.
3. Membasuh dua tapak tangan.
4. Menggosok seluruh bahagian badan.
5. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan daripada yang kiri.
6. Mengulangi membasuh anggota tubuh sebanyak tiga kali.
e. Mandi-mandi sunnah
Mandi-mandi yang disunatkan adalah seperti berikut:
1. Mandi hari Juma‘at bagi orang yang hendak pergi sembahyang Juma‘at. Waktunya dari naik fajar sadiq.
2. Mandi hari raya fitrah dan hari raya adhha. Waktunya adalah mulai dari tengah malam pada hari raya itu.
3. Mandi karena minta hujan (istisqa’).
4. Mandi karena gerhana bulan.
5. Mandi kerana gerhana matahari.
6. Mandi karena memandikan mayat.
7. Mandi karena masuk agama Islam.
8. Mandi orang gila selepas pulih ingatannya.
9. Mandi ketika hendak ihram.
10.Mandi karena masuk Makkah.
11 Mandi karena wuquf di ‘Arafah.
12.Mandi karena bermalam di Muzdalifah.
13.Mandi karena tawaf.
14.Mandi karena sa‘i.
15.Mandi karena masuk ke Madinah.

D. TAYAMMUM
Pengertian tayammum
Tayammum ialah mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci, dan dengan syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat tayammum
Dibolehkan bertayammum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnya
3. Telah masuk waktu shalat
4. Dengan debu yang suci, tidak musta’mal, tidak bercampur benda lain
5. Menyapu muka dan dua tangan dengan dua kali pindah
Anggota tayammum
1. Muka.
2. Dua belah tangan hingga siku.
d. Rukun tayammum
1. Berniat ketika menyapu debu tanah ke muka.
2. Menyapu muka.
3. Menyapu kedua-dua belah tangan.
4. Tertib.
Sunnah tayammum
1. Membaca basmalah.
2. Mendahulukan menyapu tangan kanan dari yang kiri dan memulakan bagian atas dari bagian bawah ketika menyapu muka.
3. Menipiskan debu.
Perkara yang membatalkan tayammum
1. Berlaku sesuatu dari pada perkara-perkara yang membatalkan wudhu’.
2. Melihat air atau mendapat air sekiranya bertayammum kerana ketiadaan air.
3. Murtad iaitu keluar dari agama Islam.

 
BAB III. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa thaharah itu adalah bersuci, selain menjadi bagian utuh dari keimanan seseorang, masalah kesucian ini pun terkait erat dengan syah tidaknya ibadah seseorang. Tanpa adanya kesucian, maka seberapa bagus dan banyaknya ibadah seseorang akan menjadi ritual tanpa makna. Terdapat  berbagai macam bersuci diantaranya:
1. Istinja
Istinja ialah membersihkan kubul dan dubur sesudah buang air kecil atau buang air besar dengan memakai air yang suci. Istinja itu hukumnya wajib.
2. Berwudhu’
Air wudlu’ menurut bahasa ialah bersih atau indah. Adapun menurut hukum syara’ ialah membersihkan sebagian dan anggota badan yang tertentu untuk menghilangkan hadas kecil.
3. Mandi
Mandi adalah membasuh seluruh tubuh mulai dari puncak kepala hingga ujung kaki.
4. Tayammum
Tayammum merupakan perbuatan bersuci penganti wudhu dan mandi, dengan mengusap muka dan kedua belah tangan dengan debu yang suci.

Baik itu Istinja, Wudhu, Mandi dan Tayamun ada cara, syarat, rukunya dan sunnanya masing-masig, agar mendapat kebaikan harus sesuai dengan tata cara yang sudah ditetapkan.

No comments:

Post a Comment